Cryptocurrency Makanan Anggun Bagi Para Hacker
Rabu, 20 April 2016
Tambah Komentar
Cryptocurrency atau Mata uang kripto semakin bernilai dan menciptakan para peretas tertarik untuk mendapatkannya dengan mudah. Mereka lantas mengintai sisi lemah pengguna dan penyedia layanan wallet dan bursa untuk mencuri mata uang berharga tersebut.Menyimpan di perangkat elektronik, ibaratnya mirip membawa uang dalam dompet. Mata uang kripto yang tersimpan di aplikasi dompet kripto di perangkat pengguna memang rentan dicuri peretas. Sebab, aplikasi tersebut terhubung ke internet. Terutama ketika peretas berhasil mendapatkan private key yang digunakan pengguna untuk bertransaksi. Private key adalah baris isyarat khusus yang dimiliki pengguna. Tak cuma aplikasi dompet uang kripto yang rentan diretas. Tapi juga perusahaan yang menyediakan layanan wallet tersebut, bahkan perusahaan bursa kripto juga jadi sasaran. Beberapa waktu lalu, bursa (exchanger) uang kripto Bithumb di mengungkap peretas berhasil mencuri Rp442 miliar.
Oleh alasannya itu, keamanan menjadi salah satu informasi yang selalu menghantui para pemain uang kripto. CEO layanan dompet digital dan perusahaan bursa (exchanger) uang kripto, Yusho Liu menyampaikan untuk mengamankan mata uang kripto, salah satu metode yang biasa digunakan ialah Hot Storage dan Cold Storage.Yusho menjelaskan Hot Storage ialah media penyimpanan uang kripto yang terkoneksi dengan internet (online). Yusho menyebut Hot Storage ini nyaman tapi beresiko terhadap penyerangan peretas. Sementara Cold Storage ialah media penyimpanan yang sanggup dilakukan tanpa terhubung dengan internet (offline).Kebanyakan penyedia jasa uang kripto memang memecah aset nasabah ke dalam dua penyimpanan ini. Hal ini dilakukan untuk menunjukkan jaminan kepada nasabah. Makara kalau Hot Storage dibobol, maka masih ada aset nasabah yang tersisa di Cold Storage.
"Hot dan Cold memang biasa untuk digunakan dalam mengamankan uang, Jika Hot Storage yang diserang peretas, tidak keseluruhan kena dampaknya. Komposisinya kurang lebih 90 persen Hot Storage, 10 persen Cold Storage," ujar Yusho.Kendati demikian, Yusho menyampaikan metode ini memang akan menciptakan nasabah agak kurang nyaman. Pasalnya setiap nasabah membutuhkan alamat dengan private key yang berbeda setiap ingin mengirimkan aset dari Hot Storage ke Cold Storage. Makara nasabah memerlukan alamat gres untuk mendapatkan transaksi aset tersebut."Memang tidak nyaman dibandingkan memakai Hot Storage keseluruhan. Kalau efisiensi memang agak lebih rumit alasannya ada proporsi pembagian ini. untuk keamanan memang lebih membantu," kata Yusho.
Belum ada Komentar untuk "Cryptocurrency Makanan Anggun Bagi Para Hacker"
Posting Komentar